Sang Bangau Dan Kera

Sang bangau punya leher dan kaki yang panjang. Ia mampu terbang jauh dan tinggi. Makanan kesukaannya adalah kodok, dll. Sang bangau memiliki sahabat seekor kera. Jika bepergian jauh, sang bangau biasanya menerbangkan sang kera. Akan tetapi, sang kera sering memanfaatkan dan licik Sang bangau.
Suatu hari sang kera ingin menipu sang bangau. Sang kera memakan buah sawo yang terkenal di Pulau Medang. Tetapi bagaimana caranya untuk bisa ke sana ?? Satu-satunya harapan adalah sang bangau. Ia mencari akal bagaimana agar sang bangau mau menerbangkannya ke Pulau Medang.
Sampai pada suatu hari pada saat kelaparan melanda warga bangau, diajaklah sang bangau pergi ke Pulau Medang. Sang kera bercerita bahwa di Pulau Medang pasti terdapat kodok yang banyak, karena pulau itu tidak berpenghuni. Tanpa curiga sedikit pun, sang bangau tidak menolak tawaran sang kera. Maka, ditentukanlah hari keberangkatan mereka. Keduanya berangkat dengan penuh harapan memperoleh kehidupan yang layak di pulau seberang.
“Hai Bangau sahabatku, Sesampai di Medang nanti saya akan membuat perahu dari tanah liat”. Kata sang kera
“Apakah kera sekarang sudah begitu pandai sehingga bisa membikin perahu?” tanya sang bangau dengan nada tak percaya.
“Sudah lama saya pergi belajar membuat perahu ke negeri orang-orang pandai. Sekarang saya baru bisa membuat perahu dari tanah liat”, jawab sang kera.
“Yang Penting, sang bangau harus membantu saya mengumpulkan tanah liatnya,” lanjut sang kera.
Sesuai dengan kesepakatan, pada suatu hari sang bangau berangkat menerbangkan sang kera menuju Medang pulau harapan. Setelah beberapa saat terbang, tampaklah dari kejauhan Pulau Medang yang menghijau. Di atas punggung sang bangau, sang kera telah membayangkan buah-buah sawo yang harum baunya dan manis rasanya. Sang kera menyuruh sang bangau terbang lebih cepat. Namun, apa daya. Sang bangau kecapaian, tidak mampu terbang lebih cepat lagi. Apalagi sang kera terus-menerus mengajak bercakap-cakap sambil duduk enak di atas punggung sang bangau. Dengan sisa tenaga yang ada, akhirnya mereka sampai ke Pulau Medang. Dengan napas terengah-engah sang bangau mendarat dengan selamat. Mereka beristirahat sebentar menikmati pemandangan indah di pulau yang sunyi itu.
Karena kelelahan setelah terbang Sang bagau istirahat, tetapi Sang kera sudah berada di atas pohon sawo, dengan Ia melompat – lompat dari pohon sawo yang satu ke pohon sawo yang lain. Mulutnya menikmati buah-buah sawo yang masak. Makanan Sang bagau yang diperkirakan melimpah ruah tidak ada seekor pun. Sang bangau hanya berbaring melepaskan lelah. Pada saat yang sama Sang kera tertidur pulas di atas pohon. Perutnya tampak membiru tanda kekenyangan.
“Sang kera, Anda memakan kenyang buah buah sawo yang ada di sini. Tetapi. Kodok dan belalang yang Anda ceritakan tidak ada di sini. Karena itu saya akan pulang ke kampong halaman saya. Besok saya akan pulang. Saya akan menceriterakan kepada warga kera tentang hutan sawo mu. Kata Sang Bagau kepada Kera.
“Jangan begitu, Mana mungkin saya hidup sendirian di sini.” kata sang kera.
“Tetapi saya tidak mungkin hidup di daerah tanpa makanan di sini,” jawab sang bangau agak jengkel.
“Kalau begitu, Mari kita pulang ke kampung bersama – sama,” kata sang kera.
“Maaf kera, Jangankan terbang bersama kamu. Terbang sendiri pun saya belum tentu kuat. sayapku belum begitu pulih. ” Kata Sang bangau.
“Kalau begitu kita tunggu saja sampai Anda pulih kembali.” Sang bangau menjawab.
“Mana mungkin aku harus menunggu. Apa yang harus saya makan? Apa saya harus mati kelaparan di sini sementara kamu punya buah sawo yang berlimpah? Saya kira kamu dapat pulang sendiri dengan perahu. Kamu dapat membuat perahu kan.”
Sang kera tertunduk malu. Ia hanya punya sedikit keahlian membuat perahu.“Kalau begitu bantulah saya mencari tanah liat. Nanti saya yang menempanya.”. Kata Sang kera.
Singkat cerita, perahu itu sudah jadi. Berangkatlah mereka berdua. Sang kera naik perahu dengan perasaan ketakutan. Sesekali, perahu itu diterjang ombak. Wajah sang kera menjadi pucat. Sang bangau dapat terbang jika perahu itu hancur diterpa ombak.
Sementara mereka sedang berlayar jauh ke tengah lautan. Dari kejauhan Pulau Sumbawa kampung halamannya telah terlihat. Hujan pun turun dengan kencang, tiba-tiba ada badai bertiup dengan kencang. Ombak lautan yang besar menerpa perahu mereka. Dalam waktu yang singkat perahu itu hancur berantakan. Sang bangau segera terbang, sedangkan sang kera dengan susah payah mencoba berenang. Namun, tubuhnya yang kecil tidak mampu melawan derasnya arus dan besarnya gelombang lautan yang kian mengganas. Akhirnya, sang kera mati ditelan ombak lautan.
Lautan tenang kembali. Nun di atas langit tampak sang bangau terbang dengan tenang menuju kampung halamannya.
Dalam hidup kita terkadang kita mengganggap dan mampu melakukan semua sendiri, kita mengejar segala sesuatu yang kita ingini, itu tidaklah salah. Tetapi ingatlah kita adalah makhluk social, ingatlah mungkin kita memiliki banyak teman, tetapi sahabat adalah seorang yang tidak mudah anda temukan dalam hidup ini. Jagalah sabahat anda di dalam hidup ini ..

Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia :
1. Bawang Merah Bawang Putih
2. Cerita Rakyat Danau Toba
3. Cindelaras
4. Keong Mas
5. Legenda Batu Menangis
6. Legenda Candi Prambanan
7. Lutung Kasarung
8. Malin Kundang
9. Sang Bangau Dan Kera
10. Sangkuriang
11. Si Miskin Yang Tamak
12. Timun Mas